Rabu, 07 Desember 2011

Bagaimana Aku Bertahan

Resensi Novel, Pipiet Senja


1. IDENTITAS BUKU
  • Judul Buku         : Bagaimana Aku Bertahan
  • Pengarang          : Pipiet Senja
  • Penerbit             : Khairul Bayan Press
  • Tempat Terbit    : Jakarta
  • Tahun Terbit      : 2006
  • Tebal Buku        : 1,5cm
  • Cetakkan           : 1 Jumadil Akhir 1427H/Juni 2006 M
  • Jumlah Bab        : 16 Bab
  • Jumlah Halaman : 186 Halaman
  • Ukuran Buku     : 12,5x19 cm
  • Kulit Buku         : Biru, Putih, Hitam, Kuning, Coklat
  • Harga Buku       : Rp. 47.500,-


2. ANALISIS UNSUR INTRINSIK



  1. Tema : Hidup adalah pengorbanan, hidup memamang tak pernah datar.
  2. Alur   : Mundur-Maju
  3. Penokohan :
  •  Pipiet  : Penyabar, baik, cerdas, mandiri dan religius.
  • Abang : Pemarah dan Egois
  • Bapak : Pemarah, tegas.
  • Emak  : Baik, penyayang, pengertian.
  • En       : Agak pemarah.
  • Ed      : Baik.
  • Ekal   : Baik, cerdas, religius, dan bijaksana.
  • Butet  : Periang.
  • Seli    : Religius, baik dan ramah.
  • Bou   : Pemarah.
     4.  Setting : 
  • Tempat  : Hotel, Rumah Orangtuaku, Rumah En, Rumah Kontrakan, Rumah Sakit, dan Halte Bus.
  • Waktu   : Pagi, Siang, Sore, Malam.
  • Suasana : Sedih, kalut, dan bahagia.
  • Sudut Pandang : Aku-an (kata ganti Orang ke-1)
  • Pesan Amanat  : Penulis memberi motivasi kepada pembaca, agar kita tidak boleh mudah menyerah dalam menjalani hidup.
  • Gaya Bahasa    :  - Otakku seketika serasa bagai membeku, - Jeritku melolong dalam hati, - Kalaulah pernah, barangkali seperti itulah rasanya disambar petir, - Kurasai aura kegugupan.
3. ANALISIS UNSUR EKSTRINSIK

  1. Riwayat Pengarang
  • Pipiet Senja adalah nama pena Etty Hardiwati Arief, lahir di Sumedang, 16 Mei 1957 dari pasangan Hj. Siti Hadijah dan SM. Arief(alm) seorang pejuang'45. Novel yang telah ditulisnya ratusan, tetapi yang diterbitkan sebagai buku, baru 75buku.
  • Karya Islamnya ; Namaku May Sarah, Riak Hati Garsini, Cahaya di Kalbuku, Serpihan Hati. Trilogi ; Kalbu, Nurani, Cahaya, Tembang Lara, Meretas Ungu, Langit Jingga Hatiku, Kapas-kapas dilangit, Lukisan,Rembulan, Lukisan Bidadari, Lakon kita Cinta, 9000 Bintang, La Dilla, Kalembo Ade : Pembersih Lantai Sastra, dan lain-lain.
     2. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Cerita :

  • Nilai Moral
  • Nilai Keagamaan
  • Nilai Kesusilaan
  • Nilai Kekeluargaan
     3. Keberadaan Buku : Kontemporer.
     4. Kelemahan dan Keunggulan Buku :
  • Kelemahan  : Tidak terdapat Biografi Penulis.
  • Keunggulan : Dapat memberi Pencerahan hidup untuk pembaca.
4. SINOPSIS
      
         Sudut kamar yang sangat nyaman, Kota Hijau, Cimahi. Saat ini aku telah menyadari betul bagaimana kondisi tubuhku, penyakit abadi kelainan darah bawaan, dan akupun memutuskan untuk bertahan. Ya, mencoba untuk bertahan ditengah-tengah penyakit yang aku derita ini. Disusut kamar itu aku melahirkan karya seorang diri, inilah yang kulakukkan untuk melakukan proses pendewasaan diriku. Menulis dan Transfiusi darah itulah hidupku. Sampai suatu saat aku merasakan suatu kehampaan yang tak terperi. Kebimbangan pun terus merunut jejak langkah yang coba kupatri. Aku masih mencoba bertahan. Hingga dalam kelabilan jiwa itu, saat aku nyaris menyerah pada titik nadir kepasrahan. Tuhan-pun memberikan warna laindalam hidupku selanjutnya.
         Pertamakali mengenalnya disebuah pertemuansastrawan se-Nusantara akhir tahun 1979. Seorang lelaki mengajakku berkenalan. Yang belakangan kutahu, dia seorang anak halak hita. Dengan suaranya yang khas, aku terima ajakan pertemanannya sebagai sesama seniman. Setelah pertemuan itu, berlanjutlah hubungan kita pada tahap yang lebih serius. Dia melamarku seorang diri kerumah orangtuaku di Cimahi. Dan lamaran itupun berujung pada perjanjian dia dengan ayahku, untuk membawa serta keluarganya dihari pernukahan kita nanti.
         Malam ahad pun datang, tapi tetaplah dia datang seorang diri. Dia menghampiriku seketika dan dia mengatakan kalau pernikahan itu harus ditunda. Dan dia memberikan securik kertas kumal padaku. Yang ternyata isinya, ibunya tidaknya merestui kalau dia menikahi halak sunda. Dengan kebimbangan hati aku sarahkan semuanya pada Ayahku. Setelah dia disodori pistol dia menyerah. Dan walimahan pun berlangsung singkat. 
         Sejak itulah dia berubah drastis. Dia menjadi sosok yang kasar padaku, sampai aku dikaruniai dua orang anakpun dia masih lah seperti itu padaku. Seolah-olah dia terpaksa menikah denganku karena dia disodori pistol oleh ayahku.

1 komentar:

  1. taukah kamu betapa beratnya aku bertahan tanpamu

    BalasHapus